Latihan - Melatih Kreatif Exposure

Bisa dikatakan kali ini adalah latihan yang bagus. Latihan ini bisa membawa anda lebih jauh lagi di dunia kreatif exposure. Pilihlah subyek diam, seperti bunga, atau bisa minta teman kalian berdiri untuk foto portrait, pilih juga subyek yang bergerak, seperti air terjun atau anak kecil yang bermain ayunan, dan jika memungkinkan ambil foto pada saat hari berawan serta pilih komposisi sehingga kalian bisa menghilangkan langit di dalam foto tersebut

Flower sparkle

Atur kamera kalian pada mode manual, ISO 200, dan pasang pada sebuah tripod. Biasakan untuk menggunakan mode manual, karena ini adalah cara terbaik untuk mempelajari kreatif exposure. Sekarang atur bukaan aperture ke bilangan terkecil dari lensa kalian, bisa f/2, f/2.8, f/3.5, atau f/4, berusahalah sebaik mungkin mengambil foto Bunga atau portrait, rubah shutter speed kalian sampai mendapatkan exposure yang tepat (didalam viewfinder), lalu potretlah

Sekarang rubah aperture kalian sebanyak satu stop (contohnya, dari f/4 ke f/5.6), rubah lagi shutter speed sebanyak 1 stop untuk mendapatkan exposure tepat, lalu potretlah, demikian juga berikutnya ganti aperture kalian dari f/5.6 ke f/8 dan seterusnya, tetapi tetap ingat untuk juga merubah shutter speed untuk mendapatkan exposure yang tepat. Catat aperture dan shutter speed yang digunakan pada setiap exposure. Sobat setidaknya akan memiliki tidak kurang dari Enam kombinasa aperture dan shutter speed, dan meskipun setiap exposure sama dalam hal nilai kuantitatif, Sobat harus menemukan perbedaan pada gambar tersebut termasuk ketajamannya. Foto bunga akan tampak “sendirian” dalam beberapa frame foto, tetapi tidak pada foto dengan aperture f/16 atau f/22, beberapa elemen pada backround akan muncul dan bisa menjadi distraction ketika menggunakan bilangan f-stop besar.
Tuesday, March 11, 2014
Posted by Miftahur Rohman

Tips Memotret Air Terjun



Jangan pernah ragu untuk kembali ke tempat yang telah kalian kunjungi sebelumnya. Practice can make perfect! Hanya dengan banyak latihan bisa mengasah kemampuan fotografi kita menuju ke kesempurnaan. Sobat akan mempelajari area tersebut lebih baik, lebih mengenal kondisi pencahayaan yang ada, dan membuat komposisi yang berbeda dari sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal ketika memotret air terjun:
  1. Lighting atau pencahayaan: Pencahayaan terbaik adalah pada saat mendung, dan itu berlaku pada beberapa bidang fotografi outdoor yang lain, terutama pada saat hujan atau setelah hujan. Awan mendung sangat diperlukan sebagai difuser cahaya matahari agar kita mendapatkan shutter speed yang relatif lambat.
  2. Shutter Speed: Sobat membutuhkan jepretan dengan shutter speed sekitar 1 atau 1.6 detik agar mendapatkan foto air terjun yang blur dan halus seperti kapas. Untuk mendapatkan kecepatan shutter tersebut Sobat butuh untuk menggunakan aperture sekitaran f/16 atau bahkan lebih kecil. Sobat akan mendapatkan Depth of Field yang lebar, dimana semua frame akan terfokus. Jika cahaya pada saat pemotretan terlampau terang sehingga sulit untuk mendapatkan shutter 1 atau 1.6 detik, maca tidak ada salahnya mencoba menggunakan filter Neutral Density (ND).
  3. Filter ND: Filter neutral bisa dikatakan merupakan perangkat fotografi wajib ketika memotret air terjun. Penempatan filter ND di permukaan lensa akan mengurangi intensitas atau jumlah cahaya, yang berarti juga mengurangi shutter speed agar mengakomodasi pengurangan cahaya, tentu tanpa merubah warna subyek.
  4. Tripod dan Remote Shutter Release: Penggunaan tripod yang kokoh rasanya wajib digunakan ketika memotret menggunakan kecepatan shutter di kisaran 1 atau 1.6 detik. Remote shutter release juga bisa digunakan sebagai perangkat tambahan pada kecepatan tersebut. Penggunaan shutter remote release mampu mengeliminasi setiap getaran pada kamera ketika jari kalian menekan tombol shutter. Remote release tersedia bagi banyak merk atau model kamera, dan pastinya memiliki dampak yang besar bagi terciptanya gambar yang tajam. 
  5. Self-Timer Kamera: Penggunaan fitur self-timer pada kamera kalian akan memberikan dampak yang sama dengan penggunaan shutter remote release. Ketika fitur ini diaktifkan maka kamera tidak akan mengekspose file atau sensor gambar sampai waktu yang kita tentukan, biasanya beberapa detik. Coba atur self-timer ke 5 detik, rentang waktu tersebut cukup untuk menghentikan getaran pada kamera. Happy Water Falling :)
Posted by Miftahur Rohman

Membangun Studio Fotografi Sederhana

  Membangun sebuah studio fotografi mungkin bagi beberapa Sobat InFotografi akan terdengar rumit. Pertanyaan pertama kali yang terlintas adalah perlengkapan apa saja yang diperlukan? Nah artikel InFotografi kali ini akan mengulas perlengkapan studio apa saja sih yang benar-benar diperlukan dan keberadaannya sangat penting.




Sebuah reflektor adalah salah satu perangkat yang ternyata cukup efektif berperan sebagai sumber cahaya ketiga saat Sobat memotret menggunakan Dua sumber cahaya. Reflektor bisa digunakan untuk memantulkan cahaya yang ada ke arah subyek foto kita. Reflektor juga bisa menjadi perangkat yang sangat efektif ketika sobat memotret di luar ruangan menggunakan cahaya natural.

Reflektor yang beredar di pasaran memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran, dan yang perlu diingat bahwa warna serta permukaan reflektor yang berbeda akan memberikan efek yang berbeda pula pada subyek. Hal yang sama berlaku pada pencahayaan di dalam studio, tinggi, angle serta jarak dimana reflektor di posisikan akan memberikan dampak pada hasil akhir.

Menyiapkan Studio Fotografi


1. Backdrop
Backdrop kebanyakan berbentuk gulungan kertas khusus. Perangkat ini beredar di pasaran dengan banyak variasi bentuk serta ukuran. Sobat akan membutuhkan pendukung backdrop berupa stand dan tiang agar backdrop bisa berdiri seperti dalam gambar. Jika sobat masih belum bisa membelinya maka bisa mencoba menggunakan lembaran besar kain. Kain dengan bahan beludru warna hitam bisa menjadi pilihan yang bagus, mengingat bahan kain ini memiliki kemampuan untuk menyerap cahaya dan memberikan warna hitam yang relatif bagus.

2. Main Light
Lengkapi sumber cahaya ini dengan sebuah diffuser, seperti softbox. Softbox memiliki kemampuan untuk memperhalus cahaya sehingga bayangan yang dihasilkan tentu tidak seberapa kuat. Angle (sudut), ketinggian serta jarak main light dengan model merupakan hal yang vital dalam penentuan hasil yang Sobat inginkan. Kontrol keluaran cahaya flash/lampu menggunakan tombol yang ada di bagian kepala flash/lampu.

3. Camera
Sobat akan membutuhkan untuk menghubungakan kamera dengan perangkat lampu studio. Hal ini bisa dilakukan dengan kabel sync (jika kamera SLR kalian memiliki socket PC) atau dengan menggunakan wireless trigger. Mode pemotretan yang paling ideal saat memotret di dalam studio foto adalah Mode Manual, toh Sobat memiliki kendali penuh terhadap subyek foto dan pencahayaan.

4. Hair Light
Sumber cahaya kedua ini diposisikan dibelakang subyek/model dengan perangkat Snoot yang terpasang. Snoot akan memfokuskan cahaya ke arah rambut model. Peran Snoot tidak hanya memberikan pencahayaan pada bagian rambut, tetapi juga memberikan kesan pemisah antara model dengan background.

5. Reflektor
Sebuah reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya dari main light ke sisi wajah subyek yang memiliki bayangan. Hal ini untuk memastikan bahwa bayangan yang ada di wajah model tidak terlalu gelap.

6. Model
Sobat bisa meminta teman atau anggota kelurga untuk menjadi model kalian, dan jika tidak memiliki Sobat bisa mencari referensi model yang sedang membutuhkan portofolio dan jam terbang, jadi Sobat bisa melakukan barter antara fee yang kecil, sedangkan mereka bebas menggunakan foto kalian sebagai portofolio.
Monday, March 10, 2014
Posted by Miftahur Rohman

Tips Setting Kamera Digital

Kamera DSLR memungkinkan seseorang untuk mengambil banyak foto-foto sesuai dengan kreatifitas mereka, tetapi untuk mengerti serta memahami pengaturan kamera pasti membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi. Percaya atau tidak jika sobat ingin sekali segera menghasilkan foto yang bagus, hal ini mungkin akan membuat frustasi, tetapi bagaimanapun juga, satu-satunya cara adalah memastikan kamera kalian diatur dengan benar guna menghasilkan foto-foto seperti yang Sobat inginkan.

Setting kamera digital

Quality Control

Apakah Sobat pernah memperhatikan format file yang kalian gunakan dalam memotret? Apakah Sobat lebih memilih menggunakan format RAW daripada JPEG? Foto-foto yang diambil dengan menggunakan format RAW akan memiliki fleksibilitas lebih ketika melakukan paska produksi atau editing dengan perangkat lunak seperti Photoshop atau GIMP.
Gunakan ISO antara 100 sampai 400, dan cobalah untuk mendapatkan sensitifitas cahaya paling renda. Beberapa kamera digital akan menghasilkan Noise pada ISO tinggi. Noise biasanya dalam foto terlihat seperti butiran pasir

Ketika membicarakan White Balance, Sobat bisa membiarkannya otomatis, tetapi jika Sobat telah percaya diri perihal penggunaanya sesuai dengan kondisi pencahayaan saat memotret maka silahkan kalian atur lebih detail, seperti ke Tungsten atau Cloudy

Key Control

Aperture dan Shutter Speed bisa dikatakan sangat krusial. Dampak kombinasi dari Dua pengaturan ini tidak hanya pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa, tetapi juga pada bagaimana foto kalian akan dihasilkan.
Aperture mengendalikan Depth of Field dengan menentukan area mana saja yang akan terlihat tajam, jika Sobat memilih Depth of Field sempit dengan Foreground tajam dan Background blur, maka Sobat harus menggunakan Aperture lebar (contoh: f/2.8), dan begitu juga sebaliknya.

Shutter Speed mengontrol apakah obyek gerak terekam 'freeze' atau blur (baca artikel: Bagaimana membuat foto Blur). Semakin lambat Shutter Speed, maka akan ada lebih banyak motion blur yang tercipta.

Setting Kamera Digital


Pengaturan Mode Exposure yang Tepat

Kamera DSLR memberikan beberapa fitur mode exposure, dari full otomatis seperti yang ada di kamera saku, sampai ke full manual. Dua mode semi-otomatis yang paling populer dalam memberikan sisi kreatifitas adalah Aperture Priority dan Shutter Priority.

Aperture Priority memungkinkan kalian untuk memilih Aperture sesuai keinginan, dan kamera memilih Shutter Speed yang dibutuhkan secara otomatis. Pilih Shutter Priority jika kalian sudah mengetahui berapa kecepatan Shutter yang akan digunakan, dan kamera akan menangani pemilihan aperture untuk mendapatkan exposure yang pas. Sederhana bukan?

Gunakan Metering yang Tepat

Mode Metering akan tergantung pada kamera serta merk-nya, tetapi ada tiga macam metering yang umum terdapat pada sebuah kamera DSLR yaitu: Multi-zone, Centre-Weighted Average dan Spot. Mode Multi-Zone membaca cahaya dari keseluruhan area. Sangat cocok untuk kebutuhan sehari-hari dan akurat untuk kebanyakan situasi. Centre-Weighted Average membaca sebanyak sekitar 70% dari tengah frame, ideal untuk mengambil gambar Portrait. Metering Spot membaca hanya sebatas area kecil, oleh kerena itu metering ini sedikit sulit diaplikasikan oleh fotografer pemula.

Pengaturan AF dan Mode Drive

Kamera DSLR menawarkan beberapa mode fokus. Dua pengaturan fokus yang utama adalah Single-Servo untuk obyek diam, dan Continuous-Servo untuk obyek gerak. Kebanyakan kamera membolehkan penggunanya untuk menggunakan fokus secara manual.

Mode Drives memungkinkan kita untuk menentukan apakah kita akan mengambil foto dengan single frame setiap jepretan atau lebih dari satu jepretan selama kita menekan tombol Shutter.

Memanfaatkan Layar LCD.

Layar LCD bisa membuat kita memberikan salah penilain exposure jika kita tidak mengatur tingkat kecerahannya secara benar. Biasakan untuk mereview exposure sebuah foto menggunakan histogram atau tone chart. Sebuah grafik histogram yang cenderung memuncak di sisi kiri menandakan foto tersebut under-exposure, memuncak di sebelah kanan menandakan over-exposure.
Posted by Miftahur Rohman

Tips Membeli Kamera DSLR Bekas

  Meskipun model-model kamera keluaran baru disertai dengan teknologi termutakhir serta spesifikasi yang impresif, tetapi mereka tentu terkadang memiliki harga yang berada diluar jangkauan kita. Jika kondisi tersebut menjadi permasalahan Sobat, jangan merasa frustasi terlebih dahulu. Para fotografer tidak sedikit yang melakukan upgrade ke kamera keluaran baru dan menjual kamera lama mereka. Hal ini bisa menjadi peluang Sobat InFotografi untuk memiliki kamera second keluaran beberapa tahun yang lalu.



Membeli perangkat foto 'second' tentu menuntut ketelitian tersendiri, jadi Sobat harus memastikan agar mendapatkan kamera yang masih prima dan buka kamera dengan banyak kerusakan di sana-sini. Langkah pertama yang bisa Sobat lakukan adalah pastikan kalian membeli dari sumber yang tepercaya. Telusuri dan periksa review penjual jika Sobat membelinya secara online, pastikan seller adalah penjual yang bisa dipercaya. Sobat juga bisa membeli kamera 2nd dari website atau toko lokal yang memberikan garansi penggunaan.

Ada beberapa hal penting yang harus Sobat perhatikan saat membeli kamera second-hand untuk memastikan kondisi kamera memang cocok dengan apa yang Sobat bayarkan. Mintalah preview kamera sebelum kalian membayarnya, tetapi jika Sobat membeli secara online, maka mau tidak mau sobat harus benar-benar percaya terhadap si penjual kamera tersebut. Tetapi ingat! ajukan pertanyaan jika dirasa perlu. Pastikan tidak ada aksesoris penting kamera yang hilang seperti: lens cap, baterai, charger, dan kemudian lakukan pemeriksaan kamera sebagai berikut:

1. Periksa dead pixel
Ambil beberapa gambar! Jika sobat menemukan beberapa area terlihat tidak bewarna maka kemungkinan terdapat dead pixel. Pindah foto tersebut ke komputer PC atau notebook untuk memeriksa apakah dead pixel hanya pada layar LCD dan tidak berdampak pada foto atau malah dead pixel ada di bagian sensor kamera.

2. Periksa debu pada sensor
Jika sobat membali kamera CSC atau DSLR, maka lihatlah bagian sensor dengan cara melepas lensa atau body cap. Periksa dan lihat apakah sensor dalam keadaan bersih! perhatikan apakah terdapat partikel-partikel debu. Jika sobat tidak bisa melihat bagian sensor, maka coba ambil satu foto (langit), lihatlah apakah ada semacam noda tercetak pada foto tersebut.

3. Periksa jumlah shutter count
Periksa sudah berapa banyak tombol shutter telah dilepaskan. Sobat bisa melakukannya dengan mengambil foto dan menguploadnya ke website: www.myshuttercount.com

4. Periksa mounting lensa
Jika Sobat membeli kamera yang bisa berganti lensa, maka pastikan bagian mounting (uliran) tempat lensa tidak ada cacat atau kerusakan. Sebagai tambahan Sobat juga bisa memeriksa apakah mounting kamera tersebut komptibel atau cocok dengan lensa-lensa yang sudah kalian miliki, jika tidak cocok maka Sobat perlu membeli lensa lagi yang kompatibel.

5. Lakukan pengujian autofokus
Ambil satu foto untuk melihat seberapa cepat kamera melakukan fokus, kemudian fokuskan ke titik tertentu menggunakan single AF dan zoom untuk melihat ketajaman hasilnya. Lakukan pengujian juga pada continuous AF dengan memotret subyek yang begerak dan lihat hasilnya.

5. Telusuri kerusakan body kamera.
Kerusakan bagian luar juga bisa berarti kerusakan bagian dalam kamera, jadi waspadai jika terdapat cacat fisik. Periksa juga semua tombol dan dial berfungsi dengan semestinya. Pastikan juga flash bekerja dengan baik.

6. Lihat hotshoe
Hotshoe adalah logam kecil yang bisa Sobat temukan di bagian atas kamera. Jika sobat membeli kamera yang memiliki hotshoe maka periksa dan pastikan berfungsi dengan baik. Periksa menggunakan aksesoris fotografi yang menggunakan hotshoe seperti flash external untuk lebih memastikan.

7. Periksa ruang baterai dan slot kartu memori.
Buka tempat atau slot baterai serta kartu memori dan periksa apakah ada kerusakan. Slot baterai bisa Sobat temui di bagian bawah kamera, dan slot kamera kebanyakan berada di bagian sisi atau samping. Lihat dan periksa apakah ada pin yang bengkok maupun kotoran, alangkah baiknya sobat bisa memeriksa dengan mencoba langsung baterai atau kartu memori. Jika Sobat sudah memiliki kartu memori sebalumnya, maka pastikan cocok untuk kamera yang akan kalian beli, karena beberapa model hanya bisa menggunakan kartu microsd dan tidak kompatibel dengan varian SDXC yang memiliki kapastias besar.
Posted by Miftahur Rohman

Kelebihan Lensa Prime 50mm

Kemunculan lensa zoom sebagai standart lensa kit sepertinya semakin menenggelamkan keberadaan lensa prime 50mm, padahal lensa 50mm dulunya adalah standart yang disertakan di setiap kamera. Hal ini menurut kami sangat disayangkan mengingat Lensa Prime 50mm mampu memberikan kualitas serta kemampuan pada harga yang rendah.
My, what fast glass you have. *Explored*


Lensa Prime 50mm VS Lensa Kit

Bagi Sobat yang memiliki DSLR pasti memiliki lensa kit bukan? Mungkin kalian akan bertanya-tanya mengapa Saya harus membeli lensa 50mm? Padahal focal length tersebut sudah ada pada lensa kit! Jawabannya adalah lensa 50mm memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh lensa kit:

Kualitas Gambar Lebih Bagus

Desain dari lensa 50mm tampak sangat sederhana, sepertinya desainer lensa ini mengetahui bagaimana membuah lensa 50mm yang berkualitas bagus sejak dulu, dan hasilnya memang performa dari lensa ini melebihi banyak lensa zoom. Kami sering menggunakan lensa Canon EF 50mm f1.8 II (lensa termurah keluaran Canon) yang dipasang pada kamera full frame. Kami masih ingat menggunakannya pada foto arsitektur, dan terkejut dengan detil foto yang dihasilkan pada pembesaran 100%.

Harga

Seperti yang dituliskan diatas, lensa 50mm sangat simple. Lensa ini memiliki Enam sampai Delapan elemen didalamnya, sedangkan lensa Zoom biasanya memiliki elemen lebih dari dua kali lipatnya. Hal ini berarti ongkos produksi akan lebih rendah, dan sepertinya memang lensa termurah dari setiap produsen kamera adalah lensa ini. Kebanyakan 50mm memang sangat pas di kantong para fotografer pemula.

Tetapi perlu untuk diingat bahwa semakin mahal harga lensa maka biasanya memiliki kulitas body yang bagus, performa autofokus, tahan cuaca dan mungkin aperture maksimal yang lebih lebar. Contohnya pada Canon jika tidak salah memiliki Tiga lensa prime 50mm (ditambah dengan lensa makro 50mm). Sobat mungkin tidak akan melihat banyak perbedaan dalah hal kualitas gambar antara 50mm f1.8 II dan 50mm f1.2L, tetapi Sobat akan melihat perbedaannya pada kualitas bahan, dan performa autofokus. Kami menyarankan untuk mencoba Lensa yang ada ditengah-tengahnya, yaitu lensa 50mm f1.4

Aperture Maksimal yang Lebar

Ini merupakan salah satu aspek yang sangat menarik dari lensa prime 50mm (dan juga semua lensa prime). Focal length 55mm pada lensa kit biasanya memiliki aperture sekitar f5.6. Lensa prime memiliki aperture f1.8 atau lebih lebar lagi, lebih dari Tiga stop bukan? Ukuran aperture ini akan memberikan perbedaan yang mencolok ketika Sobat memotret dalam kondisi rendah cahaya atau low-light. Sobat bisa leluasa memperlebar bukaan lensa daripada menaikkan pengaturan ISO. Ukuran Aperture ini juga memberi keleluasaan dalam penggunaan Depth of Field.

Lens

Memaksimalkan Lensa Prime 50mm

Ketika Sobat sudah memiliki lensa ini, maka langkah selanjutnya adalah belajar bagaimana memaksimalkannya, berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan lensa prime 50mm

Lensa yang cocok dibawa kemanapun.

Lensa 50mm bagus untuk digunakan ketika Sobat bepergian. Focal length ini dirasa nyaman untuk memotret kasual pada kamera full frame, sementara pada kamera APS-C akan membantu kalian mendekat dan mendapatkan detail-detail subyek yang menarik.

Portrait

Lensa 50mm akan efektif pada kamera APS-C sebagai tele pendek, dan sangat ideal untuk foto portrait. Hal ini juga bekerja baik pada kamera full frame, asalkan Sobat tidak merasa terganggu dengan adanya sedikit distorsi yang dihasilkan.

Close-up Photography

Sobat bisa mengombinasikan lensa 50mm dengan Filter/Lensa Close-up atau extention tube untuk mengambil gambar close-up. Sobat juga bisa menggunakan Reverse Ring untuk fotografi makro. Perangkat fotografi tersebut benar-benar bisa memperlebar kemampuan dari lensa tersebut, jika Sobat sudah memiliki lensa prime 50mm  maka ini bisa menjadi solusi murah dibandingkan membeli lensa makro.
Posted by Miftahur Rohman

Memotret Menggunakan Lensa Fixed 50mm F/1.8

Kami sudah mencoba baik itu lensa Nikon 50mm f/1.8D AF Nikkor maupun Canon EF 50mm f/1.8 II, kedua lensa tersebut benar-benar memberikan kualitas foto yang tidak mengecewakan.

 50mm lens - Instant Fave!


Usahakan lensa fix ini selalu menyertai kalian baik memotret menggunakan kamera DSLR Canon maupun NIkon. Meskipun Sobat mungkin sudah memiliki lensa yang lebih bagus, tapi tidak ada salahnya lensa 50mm ini selalu berada di dalam tas kalian. Lensa prime atau fix ini relatif tajam meskipun Sobat memotret dengan bukaan lebar seperti pada aperture f/1.8 sampai f/22.

Lensa 50mm f/1.8 bisa menjadi lensa favorit, jika dikombinasikan bersama sensor DSLR dengan 1.5X atau crop factor lebih tinggi (seperti Nikon D90, Canon 50D, dan kebanyakan camera yang bukan full frame), kalian akan mendapatkan 75mm lensa portrait secara aktual. Jika Sobat menggunakan sensor DSLR full frame, maka akan mendapati seperti lensa standart.

Pada intinya Sobat akan mendapatkan hasil dengan kualitas bagus hanya dengan kisaran harga Satu juta rupiah. Sangat patut dan layak untuk dimiliki bukan?


Contoh diatas merupakan contoh foto bayi yang sedang dijemur dibawah sinar matahari pagi. Kamera yang digunakan adalah Nikon D70s dengan lensa Nikon 50mm f/1.8. Pemotretan dilakukan tanpa menggunakan flash, hand held (tanpa tripod). Ketika masuk ke dalam komputer PC untuk foto tersebut begitu terasa detail serta ketajamannya. Sejak saat itu lensa 50mm selalu menjadi pilihan pertama ketika mengambil foto portrait.

Sisi Positif :
  • Tajam: Fakta yang ada adalah produsen atau manufaktur lensa ini tidak butuh banyak material kaca untuk digunakan sebagai zooming, desain lensa ini fix, dan sangat sederhana.
  • Relatif murah: Harga dari lensa ini hanya berkisar Satu juta rupiah, dengan harga tersebut Sobat sudah bisa memiliki lensa dengan kualitas hasil yang menakjubkan.
  • Kecil dan ringan: Baik lensa prime/fix keluaran Canon atau Nikon memang berukuran kecil dan ringan hanya seukuran 1/2 dari lensa kit.

Sisi Negatif :
  • Tidak ada zoom: Di era fotografi digital saat ini kita memang sangat dimanjakan, pada era film dengan lensa prime/fix, zooming selalu dilakukan dengan menggunakan "kaki".
Posted by Miftahur Rohman

Welcome Message

Category

Artikel Terkait

Tweets

Download Mp3

- Copyright © Tempatku Belajar -Santri Krapyak- Powered by Blogger