- Back to Home »
- Photography »
- Panduan memilih sistem Nikon 1
Posted by : Miftahur Rohman
Monday, March 10, 2014
Nikon 1 sering dianggap produk gagal oleh penghobi fotografi. Salah
satu alasannya adalah karena sensor gambarnya berukuran kecil, jadi
dianggap kualitas foto dari kamera Nikon 1 itu buruk. Tapi benarkah
demikian? Mari simak bersama-sama.
Nikon 1 adalah sistem kamera yang berukuran relatif kecil tapi dapat mengganti lensa layaknya seperti kamera DSLR. Nikon merancang sistem ini dengan tujuan untuk penghobi fotografi yang ingin mendapatkan hasil foto dengan efek kreatif yang bervariasi tapi merasa kamera DSLR terlalu merepotkan untuk jalan-jalan, dan kamera compact terlalu membatasi kreativitas.
Dibandingkan dengan sistem mirrorless lainnya seperti Olympus PEN, Panasonic G, Sony NEX, dan Samsung NX, ukuran dan berat Nikon 1 lebih kecil dan ringan. Salah satu kamera Nikon 1, J3 misalnya, berbobot 200g saja. Lensa-lensanya juga relatif kecil. Berat lensa antara 100g-300g. Harga kamera Nikon 1 bervariasi, dari sekitar 5-8 juta. Sedangkan harga lensa juga bervariasi dari 2-10 juta.
Akibat mengunakan lensa kamera Nikkor untuk DSLR adalah seakan-akan
terjadi pemanjangan jangkauan jarak fokus lensa sebesar 2.7x. Misalnya,
lensa 100mm berubah menjadi 270mm. Kalau memasang lensa 200mm?
seakan-akan menjadi lensa 200×2.7 = 540mm. Perpanjangan jarak fokus ini
tentunya menjadi hal yang menarik jika kita menggemari foto satwa liar.
Berita bagusnya, saat mengunakan adaptor ini, autofokus dan kecepatan foto berturut-turut sebanyak 60 foto per detik tetap bisa digunakan. Yang sedikit disayangkan adalah mode autofokus harus AF-S dan hanya titik fokus tengah yang bisa digunakan. (Baru: Firmware terbaru Nikon memungkinkan mode autofokus continuous untuk semua kamera Nikon 1)
Rentang dinamis juga tidak seluas kamera DSLR. Artinya kamera tidak bisa menangkap perbedaan pencahayaan yang terlalu kontras, seperti pada foto pemandangan di siang hari, foto langit akan terlihat putih tanpa detail, atau kalau langit dan awan terlihat jelas, bumi terlalu gelap. Untuk mengakali masalah seperti ini, filter GND dibutuhkan.
Satu lagi akibat dari sensor berukuran kecil adalah ruang tajam (depth of field) yang lebih luas. Dengan nilai bukaan yang sama, misalnya f/1.8, maka hasil foto Nikon 1 akan ber ruang tajam yang lebih luas. Cara menghitungnya adalah f/1.8 x 2.7 = f/4.86. Jadi, ruang tajam saat mengunakan f/1.8 di kamera Nikon 1 setara dengan f/4.86 di kamera DSLR full frame. Kalau f/4 ? Ya, f/4 x 2.7 = f/10.8. Alhasil, lebih mudah membuat foto yang tajam semua, daripada yang latar belakangnya blur.
Keunggulan sistem Nikon 1
Nikon 1 adalah sistem kamera yang berukuran relatif kecil tapi dapat mengganti lensa layaknya seperti kamera DSLR. Nikon merancang sistem ini dengan tujuan untuk penghobi fotografi yang ingin mendapatkan hasil foto dengan efek kreatif yang bervariasi tapi merasa kamera DSLR terlalu merepotkan untuk jalan-jalan, dan kamera compact terlalu membatasi kreativitas.
Dibandingkan dengan sistem mirrorless lainnya seperti Olympus PEN, Panasonic G, Sony NEX, dan Samsung NX, ukuran dan berat Nikon 1 lebih kecil dan ringan. Salah satu kamera Nikon 1, J3 misalnya, berbobot 200g saja. Lensa-lensanya juga relatif kecil. Berat lensa antara 100g-300g. Harga kamera Nikon 1 bervariasi, dari sekitar 5-8 juta. Sedangkan harga lensa juga bervariasi dari 2-10 juta.
Kamera Nikon 1 generasi tahun 2013
- Nikon S1: Kamera paling kecil, ringan dan murah. Resolusi gambarnya 10MP dan resolusi LCDnya 460.000 titik
- Nikon J3: Kamera yang kecil juga, cuma beda beberapa mili dari S1. Resolusi gambar 14 MP, LCD 910.000 titik
- Nikon V2: Kamera yang agak besar dibanding kamera diatas karena memiliki pegangan dan jendela bidik elektronik diatas kamera. Resolusi foto dan LCD sama dengan J3
Koleksi lensa Nikon 1
- Nikkor 32mm f/1.2 N: Lensa kelas atas Nikon cocok untuk portrait (ekuivalen 85mm di kamera bersensor full frame)
- Nikkor 10-100mm f/4-5.6 VR: Lensa sapujagat yang beratnya cuma 300g (ekuivalen 27-270mm)
- Nikkor 10-100mm f/4.5-5.6 PD VR: Lensa sapujagat dengan mekanisme power zoom. Agak besar dan lamban. Lensa 10-100mm diatas lebih saya rekomendasikan.
- Nikkor 6.7-13mm f/3.5-5.6 VR: Lensa super lebar (ekuivalen 18-35mm)
- Nikkor 18.5mm f/1.8: Lensa standar ekuivalen dengan 50mm. Cocok untuk portrait, foto detail, produk, atau di dalam ruangan yang gelap.
- Nikkor 11-27.5mm f/3.5-5.6: Lensa zoom terkecil, ekuivalen 30-75mm. Cocok untuk kamera S1, untuk jalan-jalan
- Nikkor 10-30mm f/3.5-5.6 VR: Lensa zoom standar, lebih besar dari lensa yang diatas, cuma ada stabilizernya. (ekuivalen 27-81mm)
- Nikkor 30-110mm f/3.8-5.6 VR: Lensa telefoto zoom, untuk fotografi aksi/olahraga, satwa liar, portrait (ekuivalen 81-297mm)
- Nikkor 10mm f/2.8: Lensa yang sangat kecil, biasanya untuk street photography (ekuivalen 27mm)
Berita bagusnya, saat mengunakan adaptor ini, autofokus dan kecepatan foto berturut-turut sebanyak 60 foto per detik tetap bisa digunakan. Yang sedikit disayangkan adalah mode autofokus harus AF-S dan hanya titik fokus tengah yang bisa digunakan. (Baru: Firmware terbaru Nikon memungkinkan mode autofokus continuous untuk semua kamera Nikon 1)
Implikasi pemakaian sensor 1 inci
Sensor 1 inci lebih besar dari kebanyakan kamera saku canggih seperti Canon Powershot G, atau Nikon Coolpix P7700, tapi masih jauh lebih kecil dari sensor APS-C, four thirds dan full frame. Akibatnya kualitas fotonya lebih buruk dari kamera DSLR, tapi lebih baik dari kamera saku canggih. Sebagai gambaran, saat memakai ISO tinggi, hasil foto mulai menampakkan noise yang cukup terlihat di ISO 800. Sedangkan di kamera saku pada umumnya, ISO 400 sudah cukup banyak noisenya.Rentang dinamis juga tidak seluas kamera DSLR. Artinya kamera tidak bisa menangkap perbedaan pencahayaan yang terlalu kontras, seperti pada foto pemandangan di siang hari, foto langit akan terlihat putih tanpa detail, atau kalau langit dan awan terlihat jelas, bumi terlalu gelap. Untuk mengakali masalah seperti ini, filter GND dibutuhkan.
Satu lagi akibat dari sensor berukuran kecil adalah ruang tajam (depth of field) yang lebih luas. Dengan nilai bukaan yang sama, misalnya f/1.8, maka hasil foto Nikon 1 akan ber ruang tajam yang lebih luas. Cara menghitungnya adalah f/1.8 x 2.7 = f/4.86. Jadi, ruang tajam saat mengunakan f/1.8 di kamera Nikon 1 setara dengan f/4.86 di kamera DSLR full frame. Kalau f/4 ? Ya, f/4 x 2.7 = f/10.8. Alhasil, lebih mudah membuat foto yang tajam semua, daripada yang latar belakangnya blur.
Kesimpulan
Jadi, sebenarnya Nikon 1 ini sistem gagal atau sukses? Menurut saya, sistem Nikon 1 ini sebenarnya cukup menarik, terutama bagi segmen penghobi fotografi tertentu. Saya membayangkan betapa asyiknya membawa sistem ini untuk mendaki gunung, menjelajahi desa terpencil atau untuk liburan keluarga. Membawa kamera DSLR dan lensa-lensanya akan cukup memberatkan di perjalanan jauh. Bagi yang hobi motret satwa liar, perpaduan antara kamera dan lensa telefoto Nikkor untuk DSLR menarik untuk dicoba.Keunggulan sistem Nikon 1
- Ukuran dan berat yang ringan, termasuk lensa-lensanya
- Kecepatan autofokus sangat tinggi, jeda pemotretan hampir tidak ada
- Kecepatan foto berturut-turut sampai 60 foto per detik
- Mampu merekam video resolusi full HD 60p (bagus untuk slow motion)
- Bisa mengunakan kamera Nikon untuk DSLR dengan adaptor khusus
- Kualitas foto lebih baik daripada sebagian besar kamera saku
- Koleksi lensa cukup lengkap
- Kualitas foto tidak setara dengan kamera DSLR
- Tombol-tombol akses langsung tidak sebanyak di kamera DSLR
- Baterai cukup sekitar 150-220 foto per-charge
- Sebagian besar harga kamera dan lensanya relatif tinggi.